Cara Kerja PLTN
Pembangkit listrik tenaga nuklir
adalah stasiun pembangkit listrik termal dimana panas yang dihasilkan
diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir di dalamnya.
(www.wikipedia.org)
Dalam PLTN, terdapat satu atau
lebih reaktor nuklir di dalamnya. Dalam reaktor nuklir tersebut,
berlangsung reaksi nuklir. Reaksi nuklir tersebut menghasilkan panas
yang tinggi. Panas ini yang kemudian digunakan untuk menghasilkan
listrik.
Berdasarkan reaksi nuklir yang terjadi, PLTN dapat dibagi menjadi 2 jenis:
1. Reaktor Fisi

Reaktor fisi dapat dikelompokan lagi menjadi:
Reaktor
termal ini menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau
me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi
selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi
yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya
atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin
kelangsungan reaksi berantai.
b. Reaktor cepat
Digunakan
untuk menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator
neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda
dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak
perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh
dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor
cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi
masing-masing.
c. Reaktor subkritis
Menggunakan
sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk
menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori
saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk
menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan
dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan.
2. Reaktor Fusi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar