Pertanyaan:
Apakah boleh bagi seorang muslim mempelajari Injil untuk mengetahui firman Allah kepada hamba dan utusan-Nya Isa alaihis salam ?
Jawaban:
Tidak boleh mempelajari sesuatupun dari kitab-kitab sebelum Al-Qur’an
baik Injil, Taurat ataupun selain keduanya, karena dua sebab berikut :
Yang pertama, bahwa semua yang bermanfaat di dalamnya maka
sesungguhnya Allah subhaanahu wa ta’ala telah menjelaskannya di dalam
Al-Qur’an.
Yang kedua, bahwa Al-Qur’an telah mencukupi atas kitab-kitab tersebut, sebagaimana firman Allah Ta’ala :
“Dia telah menurunkan kepadamu (Muhammad) Al-Kitaab (Al-Qur’an)
dengan sebenarnya dan membenarkan kitab yang (diturunkan) sebelumnya.”
[Ali Imraan 3]
dan firman-Nya :
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran,
membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan…” [Al-Ma'idah
48]
Maka kebaikan yang terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu terdapat di dalam Al-Qur’an.
Perkataan penanya bahwa dia ingin mengetahui firman Allah kepada
hamba dan utusan-Nya, Isa alaihis salam, sesungguhnya sesuatu yang
bermanfaat darinya bagi kita Allah telah menceritakan kisahnya di dalam
Al-Qur’an dan tidak perlu mencari pada selainnya. Demikian juga Injil
yang ada sekarang ini telah dirubah, dan dalil (bukti) atas hal ini
bahwa empat buat injil yang ada saling menyelisihi satu dengan lainnya,
dan bukanlah lagi satu Injil, kalau demikian tidak bisa dijadikan
pegangan. Adapun penuntut ilmu yang memiliki ilmu yang mutamakkin dari
pengetahuannya tentang al-haq dan al-bathil maka tidak mengapa
mempelajarinya untuk membantah kebathilan di dalamnya dan menegakkan
hujjah bagi pemeluknya.
Rujukan:
Majmu’ Fatawa Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin Jilid 1, Fatwa No.5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar